LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DENGAN ATRITIS GOUT
I.
KONSEP
DASAR TEORI
A. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu
proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan
sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung
lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal.
Artritis gout adalah suatu sindrom
klinis yang mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut
disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat.
B. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan
oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat. Karena itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam
golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan
asam urat yang berlebih
a. Gout
primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
b. Gout
sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit
lain, seperti leukemia,terutama bila diobati dengan
sitostatika,psoriasis,polisitemia vera dan mielofibrosis.
- Kurang asam urat melalui ginjal
a. Gout
primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui
b. Gout
sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik
- Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
C. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam
mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah
kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung
melalui beberapa fase secara berurutan.
A. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat
terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya
bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan
dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
B. Respon
leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
C. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit
membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu
dan membram leukositik lisosom.
D. Kerusakan
lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah
selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal
membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan
enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
E. Kerusakan
sel
Setelah terjadi kerusakan sel,
enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan
kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
D. Manifestasi
Klinis
A. Artritis
Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat
berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena adalah kaki) tidak dapat
memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit sangat hebat
(excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai
timbul gejala pertama.
B. Lokasi
Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat
monoartikular disertai gejala lengkap proses inflamasi yaitu : merah, bengkak,
teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah
sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I). Hampir semua kasus lokasi
artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
C. Remisi
sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada
serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai serangan
berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul
artritis gout menahun.
D. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu
identik dengan artritis gout akut artinya tidak selalu artritis gout akut
disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan
peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout
ataupun terdapat tofi.
E. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal
urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang karakteristik sebagai benjolan dibawah
kulit yang bening dan tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita
artritis gout lebih dari 10 tahun.
Pada ginjal akan timbul sebagai
berikut:
1. Mikrotrofi
dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis
karena endapan asam urat
3. Pielonefritis
kronis
4. Tanda-tanda
aterosklerosis dan hipertensi
Tidak jarang ditemukan pasien
dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang
disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan
mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan
kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan serangan akut. Obat
yang diberikan pada serangan akut antara lain:
A. Kolkisin,
merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout maupun
pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering ditemui
diantaranya sakit perut , diare, mual atau
muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap Kristal urat dengan
menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5 – 0,6 mg per jam sampai nyeri,
mual atau diare hilang. Kontraindikasi pemberian oral jika terdapat
inflamammatory bowel disease.
B. OAINS.
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering digunakan adalah
indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam. Kontraindikasinya
jika terdapat ulkus peptikus aktif, gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi
terhadap OAINS.
C. Kortikosteroid,
untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi yang terserang monoartikular,
pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
D. Analgesic
diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan aspirin karena dalam
dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
E. Tirah
baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang.
F. Pemeriksaan
penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( > 6mg%). Kadar asam
urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan kadar
asam urat ini akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara enzimatik.
Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit. Kadar
asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24 jam).
Disamping ini pemeriksaan
tersebut,pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosis.
Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali
sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambarankristal asam urat ( berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.
G. Kriteria
diagnostik Artritis Gout ( ARA 1977)
- Kristal urat dalam cairan sendi
- Tofus yang mengandung kristal urat
- Enam dari kriteria dibawah ini:
a. Lebih
dari satu kali serangan ertritis akut
b. Inflamasi
maksimal pada hari pertama
c. Artritis
monoartikular
d. Kemerahan
sekitar sendi
e. Nyeri
atau bengkak sendi metatarsofalangeal 1
f. Serangan
unilateral pada sendi metatarsofalangeal 1
g. Serangan
unilateral pada sendi tarsal
h. Dugaan
adanya tofus
i.
Hiperurikemia
j.
Pembengkakan asimetri sebuah sendi pada
foto rontgen
k. Kista
subkortikal tanpa erosi pada foto rontgen
l.
Kultur mikroorganisme cairan sendi
selama serangan inflamasi sendi negatif
H. Klasifikasi
Gout
A. Gout
primer
Merupkan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam
urat
B. Gout
sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam
urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit
lain atau pemakaian obat tertentu.
I. Tanda
dan Gejala
- Stadium Arthritis Gout Akut
a. Sangat
akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
b. Keluhan
utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
c. Faktor
pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll),
kelelahan fisik, stres, diuretic.
d. Penurunan
asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat
menyebabkan kekambuhan.
- Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari
stadium akut dimana terjadi periode interkritikal asimptomatik.
- Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien
yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur
pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di
sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan
penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
- KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas:
Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan
terjadi pada pria dewasa ( 30 th keatas) dan Wanita terjadi pada usia menopause
( 50 – 60 th ).
Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah
dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
Pemeriksaan
fisik
- Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
- Nyeri tekan pada sendi yang terkena
- Nyeri pada saat digerakkan
- Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
- Denyut jantung berdebar
Riwayat
psikososial
- Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
- Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja
B. Dasar
pengkajian data klien
- AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit :
kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
- KARDIOVASKULER
Gejala
: Jantung cepat, tekanan darah menurun
- INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis :
Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi misalnya ketergantungan orang lain
- MAKANAN ATAU CAIRAN
Gejala: Ketidakmampuan untuk
menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual,anoreksia,kesulitan
untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat
badan,kekeringan pada membran mukosa
- HIGIENE
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.
- NEUROSENSORI
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
- NYERI / KENYAMANAN
Gejala: Fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan
kekakuan
- KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan
rumah tangga,kekeringan pada mata dan membran mukosa
- INTERAKSI SOSIAL
Gejala: Kerusakan interaksi dan keluarga / orang
lsin : perubahan peran: isolasi
C. Diagnosa
Keperawatan
- Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit reumatik
- Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit reumatik
- Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.d kurangngnya mengenal masalah kesehatan
- Perencanaan dan Implementasi
D. Intervensi
Keperawatan
- Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit reumatik.
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, resiko gangguan
mobilisasi klien tidak terjadi
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu
mengenal masalah rheumatik pada anggota keluarga. Dengan cara:
a. Menyebutkan
pengertian reumatik
Intervensi
1) Diskusikan
bersama keluarga pengertian reumatik dengan menggunakan lembar balik
2) Tanyakan
kembali pada keluarga.tentang pengertian reumatik
3) Beri
pujian atas usaha yang dilakukan keluarga
b. Menyebutkan
penyebab reumatik
Intervensi
1) Diskusikan
bersama keluarga tentang penyebab reumatik dengan menggunakan lembar balik
2) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab reumatik
3) Beri
reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
c. Menyebutkan
tanda dan gejala reumatik
Intervensi
1) Diskusikan
dengan keluarga tentang tanda-tanda reumatik
2) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali tanda-tanda reumatik
3) Beri
reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
dengan cara:
a. Menyebutkan
akibat lanjut tidak diobatinya reumatik
Intervensi
1) Jelaskan
pada keluarga akibat lanjut apabila reumatik tidak diobati dangan menggunakan
lembar baik
2) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut dari reumatik yang tidak
diobati
3) Beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
b. Memutuskan
untuk merawat
Intervensi
1) Motivasi
keluarga untuk mengatasi masalah yang dihadapi
2) Beri
reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk merawat anggota kelurga
yang mengalami reumatik
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu
merawat anggota keluarga dengan reumatik :
1) Menyebutkan
cara perawatan reumati
Intervensi
a) Diskusikan
dengan keluarga cara perawatan reumatik dengan menggunakan lembar balik
b) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali perawatan reumatik
c) Beri
reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
2) Mendemonstrasikan
cara latihan gerak
Intervensi
a) Demonstrasikan
pada keluarga tentang cara latihan gerak pada persendian, sendi kepala sampai
sendi kaki
b) Berikan
kesempatan pada keluarga untuk mencoba melakukan latihan gerak
c) Beri
reinforcement positif atas usaha keluarga
d) Pastikan
keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan
3) Menyebutkan
jenis makanan untuk reumatik
Intervensi
a) Diskusikan
bersama keluarga tentang jenis makanan/diit untuk reumatik
b) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali diit reumatik
c) Beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu memelihara/
memodifikasai lingkungan rumah yang sehat:
1) Cara
memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
Intervensi
a) Menjelaskan
lingkungan yang dapat mencegah reumatik
b) Memotivasi
keluarga untuk mengulangi penjelasan yang diberikan
c) Beri
reinforcement positif atas upaya yang dilakukan keluarga
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan cara:
1) Menyebutkan
kembali manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan
Intervensi
a) Menginformasikan
mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh keluarga di
pelayanan kesehatan
b) Motivasi
keluarga untuk menyebutkan kembali hasil diskusi
c) Beri
reinforcement positif atas hasil yang dicapai keluarga
2) Memanfaatkan
pelayanan kesehatan dalam merawat reumatik
Intervensi
a) Tanyakan
perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan
b) Berikan
reiforcement positif atas tindakan tepat yang dilakukan oleh keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath.2012. Buku
Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku
Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku
Ajar GangguanMuskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta : Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar
Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.Jakarta : Yarsif Watampone.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002,
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth , Edisi 8 Vol 2,
EGC, Jakarta.
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 . Jakarta : Media Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 1999.,
Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit ., Ed. 4, EGC, Jakarta.
Suparyanto. Metabolisme Purin dan
Pirimidin. http://dr-suparyanto-m.kes.blogspot.com (Online) 01 Juli 2012.